Selasa, 27 Mei 2008

P A U D (bukan PAUN alias Pasar Unpad ;p)

Pembenahan sistem pendidikan di Indonesia memang tengah dirintis oleh pemerintah, entah dari segi kurikulum, pembenahan tenaga pengajar yang berkualitas, sampai pada sistem manajemen pengelolaan instansi pendidikan. Namun, tahukan Anda (serasa kata-kata yang sering ada di iklan yah?hehe), bahwa sekarang, bahkan sudah sejak lama, sistem pendidikan Indonesia telah memasuki generasi dini yaitu usia 0-6 tahun???


Dengan kata lain, balita umur 2 tahun pun saat ini sudah bisa bersekolah (gak kayak jaman kita dulu, mau sekolah aja harus nunggu umur 4 tahun, gak jarang umur 3 tahun udah nangis-nangis pengen ikut kakaknya ke sekolah—loh loh loh kok malah jadi curhat gini, hehe, maklum pengalaman pribadi;p---).



Mungkin dari beberapa teman yang membaca ini, belum tau apa itu PAUD. Kali ini saya akan membahas mengenai Pendidikan Anak Usia Dini atau yang biasa disebut dengan PAUD. Akhir-akhir ini saya sering sekali melihat spanduk-spanduk yang di tempel di jalan raya, bertemakan penyelenggaraan PAUD. Melihat sekilas dari kepanjangan PAUD, tentu teman-teman bias membayangkan siapa target atau objek dari PAUD ini, namun siapa, apa dan bagaimana pelaksanaan PAUD ini sendiri, berikut saya sedikit memberikan gambaran mengenai Pendidikan Anak Usia Dini yang saat ini sedang digalakkan di berbagai tempat di Indonesia.


Dalam Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pemerintah Indonesia menjelaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anakmemiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.



Lalu seperti apa sistem pendidikan yang diberikan pada
anak-anak berusia dini tersebut ? (maaf ya din, namanya disebut terus,hehe).
Nah, biasanya lembaga atau para penyelenggara PAUD ini membagi
kelompok belajar ke dalam 4 bagian atau 4 kelompok yaitu 2-3 tahun
kelompok KB A, 3-4 tahun kelompok KB B, 4-5 tahun kelompok TK A
dan 5-6 tahun kelompok TK B.



Adapun waktu belajar PAUD ini sendiri, sangat beragam disesuaikan
dengan umur si anak,
ga akan sama sama anak kuliahan yang kadang kuliah
sampe sore bahkan malam, dengan tugas yang bejibun
(
ya iyalah masa ya iya donk ;p), mereka nih para peserta PAUD,
hanya sekolah pada waktu waktu tertentu seperti berikut
(berdasarkan kebanyakan jadwal sekolah PAUD/pre-school)

TK A dan TK B : Hari: Senin s/d Jumat, mulai pukul 07.30-11.10 WIB.

KB A dan KB B : Hari: Senin, Rabu dan Jumat, pukul 08.00-10.00 WIB. Khusus untuk KB A dari pukul 08.00-09.30 WIB.



Materi yang diajarkan pada anak-anak pun akan sangat beragam dan tentunya bermanfaat, namun yang ditekankan pada PAUD ini, sesuai yang dicanangkan pemerintah tadi, yaitu mewujudkan anak usia dini yang sehat, cerdas dan kreatif yang telah diberi pemahaman keagamaan sejak dini serta memiliki kesiapan fisik maupun mental dalam memasuki pendidikan selanjutnya. Kurikulumnya pun disusun Kurikulum yang mengacu kepada Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional RI tahun 2004, dengan penekanan kepada Pendidikan Keagamaan Islam (ini karena saya muslim, jadi saya mengangkat keagamaan islam). Ruang Lingkup tersebut sebagai berikut :



# Moral dan nilai-nilai Agama

# Sosial, Emosional dan Kemandirian

# Berbahasa

# Kognitif

# Fisik/Motorik

# Seni Materi Pembelajaran



Tapi jangan salah lho, selain pendidikan inti di atas, sekarang ini banyak sekali sekolah-sekolah penyelenggara PAUD, yang menyediakan kegiatan ekstra kurikuler wajib, seperti Melukis, Komputer, Tari (Modern dan Tradisional), Musik (Modern dan Tradisional), Vokal, Iqra, Renang, dan lain lain. Menarik bukan? Klo saya sih jelas sangat tertarik, mudah-mudahan suatu saat (insya Allah), saya bisa memberikan pendidikan yang optimal bagi anak-anak saya kelak sejak dini di PAUD ini (saya harap sih beberapa tahun ke depan sistemnya sudah lebih modern dan lebih inovatif).



Artikel ini sebetulnya saya tulis, terinspirasi oleh obrolan saya dan kakak saya tadi malam, ketika kakak saya yang saat ini sudah memiliki satu orang putra (yang berarti keponakan saya) yang lucuuuu banget (ooppsss ekspresi yang berlebihan;p), yang sudah berumur 1,5 tahun berujar seperti ini saat saya tanya bagaimana komentarnya ditengah krisis BBM seperti ini, kakak saya berkata, “iya nih, untung udah persiapan, kemaren beli amunisi (susu dan pempers) de Raya (red: nama keponakan saya) buat 2 bulan, yah tapi tetep we semua pada ikutan naek, mana tahun depan khan insya allah de Raya udah masuk sekolah, mudah-mudahan tabungannya cukup…”, dalam hati saya termenung (---lebay---), “wahh iya juga yah, penting tuh memberikan pendidikan pada anak sejak usia dini”.



Well, gimana nih, tertarik untuk memasukan anak, ponakan, adik, atau malah anak tetangga ke PAUD? Saya rasa sekarang sudah banyak sekolah penyelenggara PAUD, coba aja teman-teman lihat disekitar rumah, mudah-mudahan sudah ada. Semoga usaha ini terus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, sehingga kelak generasi penerus bangsa akan lebih berkualitas, lagi, lagi dan lagi.

6 komentar:

  1. hmm..gima ya jo?masuk sekolah pre-school itu mahal banget sih (gw tau banget berapa biaya untuk masuk ke tempat gw ngajar itu).
    apa yang diajarin di pre-school menurut gw adalah untuk membuat anak berperilaku lebih baik, belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya, dan terbiasa bersekolah. karena, apa yang dilakukan oleh anak-anak tersebut di preschool adalah hanya main-main. walaupun tetap diselipkan beberapa pendidikan. seperti, tiap abis main mereka diharuskan untuk membereskan dan mengembalikan mainan tersebut ke tempatnya semula.
    kalo menurut gw, sebenarnya apa yang diajarkan oleh PAUD ini bisa dilakukan oleh orang tua di rumah. hal ini, terutama berlaku buat yang nggak punya biaya untuk mengikutsertakan anaknya dalam PAUD. kalau punya biaya yah..silahkan aja. masalahnya..mahal banget bo!!!

    BalasHapus
  2. yah, memang segala di dunia ini ada harganya ya rest, tapi mudah2an biaya yg dikeluarkan untuk pre-school atau PAUD ini worthed sama produktifitas dan kemampuan si anak yah..
    berhubung gw berencana tetap bekerja after merried bahkan sampe punya anak, jadi mudah2an aja tabungan gw cukup buat nyekolahin anak2 dr usia dini, sampe setinggi tingginya hehehehe...amiiiiiinnnn... :)

    BalasHapus
  3. Masalah PAUD di Indonesia sekarang ini, justru banyak sekolah yang malah nuntut anaknya untuk bisa macem2 di usia yang masih terlalu muda. Salah satunya, SD-SD negri dan swasta yang masih tradisional mempersyaratkan anak harus bisa calistung untuk bisa diterima. Padahal, di kelas 1 itu sebenarnya wajar mereka masih dalam proses belajar calistung.

    Nah, kalo kita masuk ke TK-SD yang mahal itu.. justru anaknya gak dipaksa macem2.. (tapi kalo kurikulum Singapur mahal dan padat tuntutannya)

    Jadi, hati2 yah milihnya..
    Jangan cuma liat harga.. Tapi bener2 observasi kelasnya.

    BalasHapus
  4. Ho...begitu ya mbak risa..trims for the share...
    masih lama juga sih masukin anak ke sekolah but gw kasih info buat kk gw deh..
    btw normalnya anak bisa calistung itu mangnya umur brapa mbak?!!

    BalasHapus
  5. wah...kebetulan nih...obrolan seputar PAUD, pas banget, saya memang lagi cari info tentang PAUD yang ada di kota Bandung, rencananya saya mau masukin anak ikut PAUD, kira2 bisa bantu cari info lokasi PAUD yang ada di bandung? terima kasih loh sebelumnya

    BalasHapus
  6. tempat pelatihan pengajarnya di mana y??
    minta infonya dunk..ke via email: iypeh_9@yahoo.com
    mkasih..

    BalasHapus

UrComment'sSpot...